Meningkatnya impor bahan baku dan bahan penolong merupakan indikasi prospek pertumbuhan industri manufaktur yang lebih baik. Walaupun jika dilihat dari neraca perdagangan menurunkan surplus perdagangan.
Peningkatan pertumbuhan sektor manufaktur sangat penting bagi ekonomi Indonesia karena sektor ini adalah yang terbesar sumbangannya dalam ekonomi (sekitar 20 persen).
Pertumbuhan sektor manufaktur masih di sekitar pertumbuhan ekonomi, sekitar lima persen. Semestinya pertumbuhan Industri manufaktur lebih tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi juga dapat lebih tinggi.
Subsektor yang tumbuh tinggi mendekati dua digit adalah makanan. Kimia juga pertumbuhannya cukup tinggi.
Untuk ekspor, industri alas kaki, garmen, dan elektronika merupakan penyumbang utama. Harapannya adalah industri lain juga dapat lebih kompetitif di pasar ekspor untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
Impor bahan baku dan antara sebaiknya adalah mendukung langsung peningkatan kekompetitifan industri nasional, yang terkait juga dengan kandungan dan penguasaan teknologi yang lebih tinggi.
Kebijakan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terlihat semakin jelas untuk memfasilitasi transformasi industri menjadi lebih kompetitif. Tidak saja perbaikan akses pada bahan baku dan penolong, tetapi juga dalam peningkatan kemampuan SDM, melalui pelatihan dan pemagangan, dan teknologi sehingga produktivitas dapat meningkat.
Disadari bahwa global value chain menjadi pola dominan dalam perkembangan industri sekarang dan ke depan. Indonesia harus terintegrasi dan mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dari global value chain ini. (pso)


TOPIK TERPOPULER
Kacang Panjang, Kaya Manfaat Meski Punya Efek Samping
0 OPINI | 10 December 2019
Daun Ubi Jalar, Dapat Menyehatkan Tulang dan Mencegah Kebutaan
0 OPINI | 11 December 2019
Mengapa Ubi Cilembu Rasanya Manis
0 OPINI | 10 December 2019
PENALAR
Politikus
Yuddy Chrisnandi, Dr.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Ukraina, Armenia dan Georgia, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) periode 2014-2016
.
H. Sarwidi, Prof.,Ir,MSCE,Ph.D, Ip-U
Dosen Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia, Pengarah BNPB RI
Suwarsono Muhammad, Drs., M.A.
Mantan Penasihat KPK, Pendiri Dworowati, Civilization & Strategy (DCS) Yogyakarta
.
Berry Juliandi, Dr., S.Si., M.Si.
Pakar neuroscience Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI)
PILIHAN REDAKSI
Seberapa Miskin Penduduk Indonesia
09 December 2019
Perempuan di Perundingan Iklim PBB
07 December 2019
Sudah Makin Bodoh Lesu Pula
05 December 2019
PENALAR TERPRODUKTIF
YB. Suhartoko, Dr., SE., ME
Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Keuangan dan Perbankan Unika Atma Jaya Jakarta
Mohammad Faisal
Direktur Centre of Reform on Economic (CORE) Indonesia
Fithra Faisal Hastiadi, Dr., S.E., MSE., M.A
Direktur Eksekutif Next Policy, Dosen FEB UI